Pekan ini ada hal baru dalam penjurian. Kategori penjurian dibagi dua, yaitu Umum, seperti yang berlaku sejak 15 pekan lalu, dan Pelajar. Mulai pekan ini, juri Kategori Umum boleh memenangkan hingga lima karya peserta, baik dari kategori Tulisan maupun Non-Tulisan (vlog, esai video, podcast). Panji Wibowo hadir memperkuat tim juri kategori umum, menggantikan Tito Imanda yang pindah ke tim juri kategori pelajar.
Ada 16 peserta pekan ini, hanya satu yang mengirimkan dalam format non-tulisan. Karya non-tulisan kali ini berbentuk podcast dan kami anggap layak menjadi salah satu pemenang. Peserta paham bagaimana karakteristik karya podcast dan memaksimalkannya untuk memberi penilaian sekaligus pengetahuan tentang sebuah film dengan cara ringan, mengalir, dan jauh dari kesan membaca teks.
Setiap pekan, selalu muncul nama-nama baru yang mengirimkan karya. Kami menyambut baik peserta baru ini juga memberi apresiasi pada peserta yang tekun berpartisipasi setiap pekan, tak jarang mengirim lebih dari satu ulasan.
Juri mendorong agar setiap pekan selalu ada upaya untuk meningkatkan kualitas karya dan memperkaya perbendaharaan istilah dalam mengulas film. Berikut beberapa saran yang mungkin dapat diterapkan. Penggunaan kata ‘kemasan’ ‘pengemasan’ itu dapat diubah menjadi ‘rancangan’ atau ‘perancangan’. Hal ini untuk meletakkan pemahaman bahwa ekspresi sinematik tak bisa dilepaskan dari unsur-unsur teknisnya (mise-en-scene, sinematografi, editing, sound, dan naratif/pengorganisasian plot).
Contoh lain, kata ‘pesan’ bisa juga diartikulasikan sebagai ‘ekspresi, emosi, afeksi’, yakni suatu sensasi (senses) untuk pemahaman bahwa apa yang disampaikan oleh sebuah film itu bukan pesan, melainkan ekspresi, emosi, afeksi, sebagai bagian dari pengalaman sinematik.
Dengan bertambahnya kategori dan jumlah pemenang setiap pekan, juri menantikan lebih banyak karya tajam, di luar kotak, sekaligus dapat dinikmati. Berikut adalah nama lima pemenang pekan ini:
(1) No. urut 5
Nama Peserta : Ina Mahmudah, Yogyakarta
Nama Akun : @lnmhmdh
Tautan : https://anchor.fm/lina-mahmudah/episodes/Memendam-pertanyaan-dalam-Topo-Pendem-ejphhf
Ulasan : Memendam pertanyaan dalam Topo Pendem
Akhirnya, ada juga karya podcast yang tidak sekadar membacakan teks namun membangun percakapan yang interaktif, lancar, dan segar. Ada dua pembahas yang bercerita dan keduanya mampu membangun “chemistry” yang natural dan penuh spirit.
(2) No. urut 8
Nama Peserta : Sirojul Khafid, Yogyakarta
Nama Akun : @SirojulKhafid
Tautan : https://medium.com/@sirojulkhafid/resensi-mondok-pesantren-bukan-bengkel-ketok-magic-49e56d9a55eb
Ulasan : Pesantren Bukan Bengkel Ketok Magic
Ulasan membahas dua hal besar dalam film, yakni konteks cerita dan pilihan teknis dalam mengeksekusinya. Argumen disertai contoh kuat dengan kritik yang dapat tersampaikan dengan adil.
(3) No. urut 10
Nama Peserta : Donnie Trisfian, Kediri
Nama Akun : @donnietrisfian
Tautan : https://trisfiandonnie.wordpress.com/2020/09/18/melihat-kembali-bentuk-alih-wahana-ekranisasi-dalam-film-habibie-ainun/
Ulasan : Melihat Kembali Bentuk Alih Wahana/Ekranisasi dalam Film Habibi Ainun
Penulis mengambil sudut pandang khusus dalam melihat film dan memusatkan perhatian untuk memaparkan pembahasan dari sudut tersebut.
(4) No. urut 15
Nama Peserta : Atif Solehudin, Banjarnegara
Nama Akun : @atif_solehudin
Link/Tautan : https://t.co/Lqmpd8wgG4?amp=1
Ulasan : Ulasan FTV Mondok berjudul Mondok: Sebuah Refleksi Betapa Esensialnya Pendidikan Akhlak
Karya ini menyentuh konteks film dengan membandingkan bagaimana stigma pesantren umumnya dengan kesan yang hendak ditampilkan dalam layar. Sedikit masukan, penulis dapat mempersingkat bagian menceritakan kembali isi film atau pesan moralnya dan memperdalam pembahasan tentang konteks mengapa film ini tepat zaman.
(5) No. urut 16
Nama Peserta : VK/Noval Kurniadi, Jakarta
Nama Akun : @Monovalen_
Tautan : https://www.valandstories.com/2020/09/ulasan-film-say-hello-to-yellow.html
Ulasan : Ulasan Say Hello to Yellow, Saat Gadis Kuning dari Kota Pindah ke Desa
Sedikit berbeda dari ulasan film pada umumnya yang berkutat hanya pada masalah cerita. Penulis juga membahas properti dan warna serta menyinggung beberapa cuplikan pengadegan (staging) sebagai bagian dari mise-en-scene.